oleh: Romo William P. Saunders *
Masa
Liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum
Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas
Rasul (30 November). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu
dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya
terpotong dengan tibanya Hari Natal.
Masa
Adven mengalami perkembangan dalam kehidupan rohani Gereja. Sejarah
asal-mula Adven sulit ditentukan dengan tepat. Dalam bentuk awalnya,
yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan
menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi
warga Gereja; jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prapaskah dengan
penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan
kemudian diperpanjang menjadi 40 hari. Pada tahun 380, Konsili lokal
Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani.
Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada
tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St. Martinus
dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin,
Rabu dan Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di
Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang
sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang
lebih ringan.
Gereja
secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. Buku Doa Misa
Gelasian, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I
(wafat thn 496), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama
lima Hari Minggu. Di kemudian hari, Paus St. Gregorius I (wafat thn 604)
memperkaya liturgi ini dengan menyusun doa-doa, antifon, bacaan-bacaan
dan tanggapan. Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven
Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja. Dan akhirnya, Paus St.
Gregorius VII (wafat thn 1095) mengurangi jumlah hari Minggu dalam Masa
Adven menjadi empat.
Meskipun
sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada
kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya
“datang”). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda
“kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan
lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil
bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus
dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua”
(no. 524).
Oleh
sebab itu, di satu pihak, umat beriman merefleksikan kembali dan
didorong untuk merayakan kedatangan Kristus yang pertama ke dalam dunia
ini. Kita merenungkan kembali misteri inkarnasi yang agung ketika
Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam
dimensi ruang dan waktu guna membebaskan kita dari dosa. Di lain pihak,
kita ingat dalam Syahadat bahwa Kristus akan datang kembali untuk
mengadili orang yang hidup dan mati dan kita harus siap untuk bertemu
dengannya.
Suatu
cara yang baik dan saleh untuk membantu kita dalam masa persiapan Adven
adalah dengan memasang Lingkaran Adven. Lingkaran Adven merupakan suatu
lingkaran, tanpa awal dan akhir: jadi kita diajak untuk merenungkan
bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini, ikut ambil bagian
dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap
dapat dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga.
Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab Kristus datang
guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan
kebangkitan-Nya. Tiga batang lilin berwarna ungu melambangkan tobat,
persiapan dan kurban; sebatang lilin berwarna merah muda melambangkan
hal yang sama, tetapi dengan menekankan Minggu Adven Ketiga, Minggu
Gaudate, saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah
mendekati akhir. Terang itu sendiri melambangkan Kristus, yang datang ke
dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap kejahatan dan menunjukkan
kepada kita jalan kebenaran. Gerak maju penyalaan lilin setiap hari
menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan
Kristus. Setiap keluarga sebaiknya memasang satu Lingkaran Adven,
menyalakannya saat santap malam bersama dan memanjatkan doa-doa khusus.
Kebiasaan ini akan membantu setiap keluarga untuk memfokuskan diri pada
makna Natal yang sebenarnya.
Secara
keseluruhan, selama Masa Adven kita berjuang untuk menggenapi apa yang
kita daraskan dalam doa pembukaan Misa Minggu Adven Pertama: “Bapa di
surga… tambahkanlah kerinduan kami akan Kristus, Juruselamat kami, dan
berilah kami kekuatan untuk bertumbuh dalam kasih, agar fajar
kedatangan-Nya membuat kami bersukacita atas kehadiran-Nya dan menyambut
terang kebenaran-Nya.
* Fr. Saunders is pastor
of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of
catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: The Celebration of Advent” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”
0 komentar:
Posting Komentar