Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6). Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu. Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”
Pada Rabu Abu 5 Maret 2013, Rm. Fransiskus Xaverius Wartadi, CM mengingatkan bahwa rabu abu adalah awal dari masa pertobatan prapaskah. Siapa yang berani maju untuk diolesi abu, maka yang bersangkutan harus berani untuk bertobat, meninggalkan kejahatan, perselikuhan, penipuan, menyontek, ngrasani, dan lain-lain ... menuju pertobatan. Sehingga akhirnya kita semua bisa menikmati Makna Paskah pada saatnya nanti.
(Komsos)
0 komentar:
Posting Komentar